Dalam upaya menjaga kesehatan secara umum, penting untuk tidak mengabaikan aspek kesehatan yang mungkin tidak nyaman untuk dibicarakan, seperti jenis Penyakit Menular Seksual (PMS).

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah kategori penyakit yang umumnya ditularkan melalui aktivitas seksual dan dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Baca Juga: Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penting untuk diingat bahwa PMS adalah masalah kesehatan global yang dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Meskipun topik ini mungkin terasa sensitif, namun pengetahuan adalah kunci untuk mencegah penularan, mendeteksi gejala sejak dini, dan mencari pengobatan yang tepat di Klinik Utama Sentosa.

Apa itu Penyakit Menular Seksual?

PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual. Ini adalah kategori penyakit yang disebarkan terutama melalui aktivitas seksual, baik melalui hubungan seks vaginal, anal, maupun oral.

Penyakit Menular Seksual dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit, dan mereka dapat memiliki beragam gejala dan dampak pada kesehatan.

Jenis Penyakit Menular Seksual

Perlu dipahami bahwa PMS dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, dan dalam beberapa kasus, PMS juga dapat menyebar melalui kontak kulit atau darah.

Oleh karena itu, perlu untuk berhati-hati dalam berperilaku, menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, dan jika Anda aktif secara seksual, gunakan pelindung kelamin (kondom) sebagai salah satu cara untuk mencegah penularan PMS.

Ada banyak jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang telah diidentifikasi oleh ilmu kedokteran, dan beberapa di antaranya termasuk:

1. Gonore (Kencing Nanah)

Gonore, yang sering disebut sebagai “kencing nanah,” adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini terutama menyerang saluran reproduksi, tenggorokan, dan mata. Gonore dapat menyebar melalui kontak seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Gejala dan Cara Penularan

Gejala: Gejala gonore bisa beragam tergantung pada lokasi infeksi. Pada pria, gejalanya bisa berupa keluarnya cairan dari uretra yang berwarna putih, kuning, atau hijau, serta rasa nyeri atau perih saat buang air kecil.

Pada wanita, gejala mungkin kurang nyata, tetapi bisa termasuk keluarnya cairan vagina yang tidak normal, nyeri panggul, atau pendarahan antara periode menstruasi. Gonore juga dapat menginfeksi tenggorokan atau mata, menyebabkan gejala yang sesuai.

Cara Penularan: Gonore umumnya menyebar melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi bakteri gonore. Ini dapat terjadi melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan pasangan yang terinfeksi.

2. Sifilis (Raja Singa)

Sifilis adalah infeksi menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan luka atau lecet yang terinfeksi pada kulit, selaput lendir, atau selaput lendir.

Hal ini dapat terjadi melalui hubungan seksual melalui vagina, anal, atau oral dengan seseorang yang telah terinfeksi sifilis. Sifilis atau raja singa juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau persalinan, yang dikenal sebagai sifilis kongenital.

Gejala Tahap Awal dan Tahap Lanjut

Tahap Awal: Sifilis berkembang dalam tiga tahap utama. Tahap awal biasanya ditandai dengan lesi atau luka terbuka yang disebut chancre di tempat infeksi, seperti alat kelamin, anus, atau mulut.

Tahap Lanjut: Jika sifilis tidak diobati, bakteri Treponema pallidum akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan sifilis stadium lanjut yang lebih serius, yang melibatkan gejala-gejala seperti ruam pada kulit, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan komplikasi yang dapat memengaruhi organ dalam seperti otak, jantung, atau mata.

3. Klamidia (Chlamydia)

Klamidia adalah salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini dapat menginfeksi saluran reproduksi pada pria dan wanita, termasuk uretra, serviks, rektum, dan tenggorokan.

Klamidia ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, terutama melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Gejala dan Dampak pada Kesehatan

Gejala: Banyak orang yang terinfeksi klamidia mungkin tidak mengalami gejala pada awalnya. Namun, jika gejala muncul, mereka bisa berupa keluarnya cairan yang tidak normal dari alat kelamin, nyeri atau perih saat buang air kecil, dan nyeri perut pada wanita. Pada pria, klamidia dapat menyebabkan peradangan pada uretra, yang dapat menyebabkan gejala serupa. Infeksi klamidia pada rektum atau tenggorokan juga mungkin terjadi.

Dampak pada Kesehatan: Jika tidak diobati, klamidia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi saluran tuba (salpingitis) pada wanita, yang dapat mengakibatkan masalah kesuburan atau kehamilan ektopik. Pada pria, infeksi klamidia yang tidak diobati dapat menyebar ke epididimis dan testis, menyebabkan nyeri testis dan potensi gangguan kesuburan. Klamidia juga dapat meningkatkan risiko tertular infeksi HIV.

12 Jenis Penyakit Menular Seksual yang perlu diwaspadai

4. Herpes Genital

Herpes genital adalah jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh dua jenis virus herpes simplex, yaitu herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan herpes simplex virus tipe 2 (HSV-2).

Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit atau membran mukosa yang terinfeksi, terutama selama hubungan seksual. Herpes genital ditandai oleh timbulnya luka dingin atau lepuh yang terjadi di atau sekitar alat kelamin atau area sekitarnya.

Gejala dan Serangan

Gejala: Herpes genital dapat memiliki gejala seperti rasa gatal, terbakar, atau nyeri sebelum munculnya lepuh. Lepuh ini dapat pecah dan menyebabkan nyeri yang signifikan. Selain itu, gejala flu, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa terjadi selama serangan pertama.

Serangan: Herpes genital memiliki kecenderungan untuk kambuh (serangan ulang). Selama serangan ulang, gejalanya mungkin kurang parah daripada serangan pertama, tetapi tetap dapat mengganggu. Beberapa orang mengalami serangan lebih sering daripada yang lain.

5. Human Papillomavirus (HPV)

Human Papillomavirus (HPV) adalah keluarga virus yang menyerang kulit dan selaput lendir manusia. HPV adalah salah satu PMS yang paling umum. Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan infeksi yang umumnya tidak menimbulkan gejala seperti kutil kelamin.

Sementara jenis HPV tertentu dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kanker leher rahim, kanker anus, kanker vulva, kanker vagina, kanker orofaring, dan kanker penis.

Cara Mengurangi Risiko

Vaksinasi: Vaksin HPV adalah salah satu upaya pencegahan yang efektif dan direkomendasikan. Vaksin HPV melindungi terhadap jenis HPV tertentu yang paling berisiko menyebabkan kanker.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan pap smear (tes leher rahim) di Klinik Utama Sentosa sebagai bagian dari pencegahan kanker leher rahim.

Praktik Seks yang Aman: Menggunakan kondom dapat membantu melindungi dari penularan HPV, meskipun tidak sepenuhnya efektif dalam mencegah penularan. Selain itu, berbicaralah terbuka dengan pasangan Anda tentang status HPV.

6. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang sel-sel CD4 atau sel T yang penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Penularan HIV terutama terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lendir yang terinfeksi, seperti melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi, berbagi jarum suntik atau peralatan injeksi narkoba dengan orang yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Tahapan HIV/AIDS dan Gejalanya

Tahap Awal (HIV): Setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin tidak merasakan gejala atau mengalami gejala mirip flu yang ringan dalam beberapa minggu hingga bulan setelah infeksi. Selama tahap ini, virus HIV berkembang dalam tubuh dan jumlah sel CD4 mulai menurun.

Tahap Lanjut (AIDS): AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap lanjut dari infeksi HIV. AIDS terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sangat lemah dan rentan terhadap infeksi dan penyakit serius. Gejala AIDS dapat termasuk infeksi paru-paru, sariawan yang persisten, berat badan turun secara signifikan, demam yang berlangsung lebih dari sebulan, dan gangguan neurologis.

7. Hepatitis B

Hepatitis B adalah salah satu jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Virus ini menyerang hati dan dapat menyebabkan infeksi akut atau kronis.

Hepatitis B dapat menular melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lendir yang terinfeksi, termasuk melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi, berbagi jarum suntik atau peralatan injeksi narkoba, atau dari ibu ke bayi selama persalinan.

Dampak pada Hati dan Gejalanya

Dampak pada Hati: Hepatitis B dapat memiliki dampak serius pada hati. Pada sebagian besar kasus infeksi akut, tubuh dapat membersihkan virus secara alami dalam beberapa bulan, tetapi pada beberapa orang, infeksi menjadi kronis dan dapat berlangsung sepanjang hidup.

Gejala: Gejala infeksi hepatitis B bervariasi dari tidak ada gejala hingga gejala yang parah. Gejala awal dapat mirip dengan flu, termasuk demam, kelelahan, nyeri sendi, dan mual.

8. Trichomoniasis

Trichomoniasis adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi saluran reproduksi, termasuk vagina pada wanita dan uretra pada pria.

Trichomoniasis dapat menular melalui kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi. Ini dapat terjadi melalui hubungan seksual vaginal, meskipun beberapa kasus penularan melalui hubungan seksual oral juga telah dilaporkan.

Gejala dan Dampak pada Kesehatan

Gejala: Banyak orang dengan trichomoniasis mungkin tidak mengalami gejala, tetapi ketika gejala muncul, mereka dapat meliputi keluarnya cairan vagina yang berbusa, berbau, dan berwarna kuning, hijau, atau abu-abu.

Dampak pada Kesehatan: Trichomoniasis yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko infeksi HIV. Pada wanita, infeksi dapat menyebabkan peradangan pada alat reproduksi dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik (hamil di luar rahim) atau bayi lahir prematur.

9. Infeksi Jamur (Candidiasis)

Candidiasis adalah jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh jamur Candida, terutama Candida albicans. Infeksi jamur ini dapat memengaruhi area tubuh yang lembap, termasuk vagina pada wanita.

Candidiasis pada alat kelamin sering disebut sebagai “infeksi ragi” atau “keputihan ragi.” Selain itu, Candida juga dapat menginfeksi mulut (stomatitis) atau kulit.

Gejala dan Faktor Risiko

Gejala: Gejala candidiasis vaginal pada wanita mungkin termasuk gatal intens di area vagina dan vulva, perasaan terbakar saat buang air kecil atau berhubungan seks, keluarnya cairan vagina yang berwarna putih seperti keju cottage, dan pembengkakan pada vulva. Pada pria, gejala candidiasis pada alat kelamin bisa termasuk gatal, kemerahan, dan ruam di area genital.

Faktor Risiko: Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko candidiasis meliputi penggunaan antibiotik yang mengganggu keseimbangan flora bakteri alami di tubuh, diabetes, kehamilan, sistem kekebalan tubuh yang melemah, serta praktik seks yang tidak aman.

10. Pedikulosis Pubis (Kutu Kemaluan)

Pedikulosis pubis, atau kutu kemaluan, adalah infeksi yang disebabkan oleh kutu kecil yang disebut Pthirus pubis atau Phthirus pubis. Kutu ini menginfeksi daerah yang memiliki rambut halus, seperti area kemaluan, anus, atau bulu ketiak.

Penularannya terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi, seperti pakaian dalam, handuk, atau seprai.

Gejala pedikulosis pubis meliputi gatal-gatal yang intens di area yang terinfeksi, iritasi kulit, dan mungkin terlihat kutu atau telur kutu (kutu yang belum menetas) di rambut kemaluan. Gatal mungkin disebabkan oleh reaksi terhadap gigitan kutu atau kontak dengan air liur kutu.

11. Scabies (Kudis)

Kudis, juga dikenal sebagai scabies, adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu kecil yang disebut Sarcoptes scabiei. Kutu ini menggali terowongan di bawah permukaan kulit untuk bertelur dan hidup, menyebabkan rasa gatal yang parah.

Kudis dapat menular melalui kontak kulit-ke-kulit langsung dengan seseorang yang terinfeksi atau melalui berbagi pakaian, handuk, tempat tidur, atau benda-benda pribadi yang terkontaminasi.

Gejala kudis meliputi rasa gatal yang parah, yang seringkali lebih intens di malam hari, serta ruam merah dan bercak kecil yang mungkin terlihat seperti garis atau lekukan di kulit. Terowongan kecil atau garis berwarna abu-abu kehitaman juga dapat terlihat di kulit. Area yang sering terkena kudis termasuk lipatan kulit, sela jari, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan area genital.

12. Infeksi Molluscum Contagiosum

Infeksi Molluscum Contagiosum adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus Molluscipox. Virus ini menyebabkan pertumbuhan benjolan kecil yang berwarna daging atau merah muda pada kulit yang dikenal sebagai molluscum.

Infeksi ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak kulit-ke-kulit langsung atau melalui berbagi benda-benda pribadi yang terkontaminasi, seperti handuk atau alat cukur.

Gejala infeksi molluscum contagiosum biasanya meliputi benjolan kecil berwarna daging atau merah muda dengan pusat yang mencembung yang terlihat seperti mata kelabang.

Baca Juga: Ciri-Ciri Penyakit Menular Seksual (PMS), Segera Obati!

Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS) sangat penting untuk menjaga kesehatan seksual Anda dan mencegah penularan PMS kepada orang lain. Gunakan kondom saat berhubungan seks, ini adalah metode pencegahan PMS yang efektif, terutama jika digunakan dengan benar dan setiap kali Anda berhubungan seks.

Jalani tes PMS secara teratur, terutama jika Anda aktif secara seksual atau memiliki banyak pasangan seksual. Penting untuk mengetahui status PMS Anda sehingga Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi terhadap PMS tertentu, seperti vaksin HPV atau vaksin hepatitis B. Vaksinasi adalah cara yang efektif untuk melindungi diri dari beberapa jenis PMS yang dapat menyebabkan kanker atau masalah kesehatan serius lainnya.

Jika Anda memiliki gejala PMS atau berisiko tinggi terkena PMS, segera jalani tes dan perawatan yang sesuai di Klinik Utama Sentosa. Semakin cepat Anda mendapatkan perawatan, semakin baik peluang kesembuhannya dan semakin rendah risiko penularan kepada orang lain.

Ingatlah bahwa tidak ada metode pencegahan yang 100% efektif dalam mencegah PMS. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengkombinasikan beberapa langkah pencegahan di atas.

Kesimpulan

Dalam rangka menjaga kesehatan seksual kita dan mencegah penularan Penyakit Menular Seksual (PMS), langkah-langkah pencegahan sangat penting. Dengan praktik seks yang aman, penggunaan kondom, vaksinasi, komunikasi terbuka dengan pasangan, dan pemahaman tentang status PMS kita, kita dapat mengurangi risiko PMS yang serius.

Ingatlah bahwa tidak ada metode pencegahan yang absolut, jadi penting untuk mengkombinasikan beberapa tindakan pencegahan dan selalu berkonsultasi di Klinik Utama Sentosa jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang kesehatan seksual Anda.

Dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan yang tepat, kita dapat bekerja sama untuk mengurangi penyebaran PMS dan meningkatkan kualitas hidup kita.

About the Author: dr. Hans, Sp.KK
Setelah lulus dari Fakultas Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, dokter Hans melayani sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di salah satu Klinik Spesialis Kelamin di Jakarta.
penyakit menular seksual pms
Andrologi
Ginekologi

Lokasi Klinik Utama Sentosa

Konsultasikan Keluhan Anda Bersama Dokter Online. Gratis!

Langsung saja konsultasi online atau reservasi online
di nomor +62812-1230-6885 atau dapat mengklik link Konsultasi Gratis. Rahasia Terjamin.

Comments